Gevedu: Perkembangan Individu


Perkembangan Individu
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

 Perkembangan individu merupakan pola perubahan yang secara dinamis dimulai dari konsepsi  Gevedu: Perkembangan Individu

Perkembangan individu merupakan pola perubahan yang secara dinamis dimulai dari konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia, yang terjadi akibat kematangan dan pengalaman. Hurlock (1991) mengemukakan perkembangan memiliki dua proses yang bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yakni pertumbuhan yang disebut evolusi dan kemunduran yang disebut dengan involusi. Pada awal kehidupan manusia yang berperan adalah evolusi, sedangkan involusi lebih berperan pada akhir kehidupan, yaitu perubahan-perubahan yang bersifat mundur. Sikap terhadap perubahan-perubahan perkembangan ini dipengaruhi oleh penampilan dan perilaku individu, stereotip budaya, nilai-nilai budaya, perubahan-perubahan peran, dan pengalaman pribadi. Salah satu tujuan perubahan ini adalah agar individu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik secara fisik maupun psikis sesuai dengan harapan-harapan sosial.
Adapun perubahan-perubahan dalam perkembangan individu merupakan hasil dari proses-proses biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang saling berkaitan. Proses biologis meliputi perubahan pada sifat fisik individu yang semakin bertambah usia akan mengarah kepada kematangan. Untuk proses kognitif meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi, dan bahasa individu, sedangkan proses sosio-emosional meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, serta perubahan emosi dan kepribadian yang menyertainya.
Pada pengkajian perkembangan individu terdapat dua istilah yang sering muncul, yakni perkembangan (development) dan pertumbuhan (growth). Istilah perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif), sedangkan pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik (kuantitatif). Antara psikis dan fisik ini saling berkaitan dalam menelaah kehidupan manusia.
Terdapat tujuh karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan manusia, di antaranya:
1. Perkembangan adalah seumur hidup
Perkembangan yang menyangkut berbagai macam perubahan dari hasil interaksi faktor-faktor seperti yang telah disebutkan akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan.
2. Perkembangan bersifat multidimensional
Perkembangan menyangkut berbagai macam ranah perkembangan seperti faktor fisik, intelektual yang menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial, serta moral.
3. Perkembangan adalah multidireksional
Ranah-ranah perkembangan mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, pada masa bayi, perkembangan yang tumbuh pesat adalah ranah fisik, yang kecepatan arah pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang lain. Sementara pada masa kanak-kanak awal, perkembangan emosi dan sosial berkembang lebih pesat dibandingkan dengan perkembangan pada masa yang lain.
4. Perkembangan bersifat lentur
Hal ini berarti perkembangan berbagai macam ranah dapat distimulasi untuk berkembangan secara maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak-anak dapat diasah sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak untuk terbiasa memecahkan masalah dengan baik melalui berbagai macam cara dari hasil eksplorasinya.
5. Perkembangan selalu melekat dengan sejarah
Bagaimanapun perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan di sekitarnya. Sebagai contoh, perkembangan emosi akan menyebabkan individu yang hidup memiliki kekhasan dalam merespons sesuatu.
6. Perkembangan bersifat multidisipliner
Berbagai macam ahli dan peneliti dari disiplin ilmu, seperti psikologi, sosiologi, antropologi, neorosains, kesehatan mental, kedokteran mempelajari perkembangan manusia dengan berbagai macam persoalannya.
7. Perkembangan bersifat kontekstual
Hal ini berarti bahwa perkembangan individu mengikuti kondisi. Perkembangan bersifat kontekstual secara lebih dalam dapat dipahami dengan menghubungkan tiga komponen, yakni:
a. Pengaruh tingkat usia secara normatif
Adanya pengaruh biologis dari lingkungan yang sama pada kelompok tertentu. Sebagai contoh, di Indonesia usia mulai masuk Sekolah Dasar adalah rata-rata 7 tahun. Untuk usia pensiun, rata-rata orang Indonesia dimulai usia 60 tahun.
b. Pengaruh keadaan sejarah normatif
Adanya pengaruh biologis dari lingkungan yang dihubungkan dengan sejarah. Sebagai contoh pengaruh keadaan sejarah dapat meliputi dampak pada pengaruh keadaan ekonomi, perubahan politik, misal setelah perubahan politik di Indonesia dari orde lama ke orde baru, dan sejak tahun 1998 menjadi era reformasi bercirikan adanya kebebasan berpendapat dan adanya sifat keterbukaan dalam panggung politik.
c. Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif
Peristiwa kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada semua orang dan seringkali tidak bisa diramalkan. Sebagai contoh, peristiwa bencana alam yang dialami oleh masyarakat tertentu. Peristiwa ini mengakibatkan dampak-dampak secara fisik maupun psikis bagi para korban.

Referensi
Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.