Majalah Dinding (Mading)
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Majalah dinding atau dikenal dengan istilah mading merupakan salah satu jenis media atau sarana penyimpanan informasi dan penyaluran minat serta bakat. Menurut Tompskins dan Hoskinson (dalam Zubaidah dan Saptono, 2004, hlm. 36) mading adalah “singkatan dari majalah dinding (bulletin board), yaitu salah satu jenis media komunikasi yang dipajang di dinding. Nursisto (2005, hlm. 1) menyebutkan bahwa majalah dinding adalah “salah satu media komunikasi tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau sejenisnya”.
Berdasarkan sejumlah pengertian tersebut dapat ditarik garis besar bahwa majalah dinding adalah salah satu media massa di sekolah yang berperan penting sebagai media informasi dan pendidikan di sekolah. Majalah dinding berfungsi sebagai wahana pengembangan kreativitas siswa dalam bidang jurnalistik. Majalah dinding disajikan secara visual, seperti puisi, artikel, gambar, foto, dan lain sebagainya. Majalah dinding dikembangkan melalui potensi kreativitas yang dimiliki siswa.
Isi majalah dinding menurut Nursisto (2005, hlm. 67-69), secara garis besar lembar majalah dinding mengandung tiga unsur utama, antara lain:
1. Nama majalah dinding
Nama majalah dinding dimaksud untuk melengkapi identitas yang disertai logo majalah dinding. Majalah dinding juga sering menyertakan semboyan atau motto, antara nama majalah dinding dan motto biasanya memiliki mempunyai keterpaduan.
2. Materi sajian majalah dinding
Majalah dinding sekolah biasanya berisikan hal-hal yang sehubungan dengan kegiatan siswa di sekolah. Tulisan yang dimuat biasanya berasal dari para siswa sendiri. Sejumlah naskah ditulis sendiri oleh pengelola majalah dinding, seperti laporan utama, tajuk, dan opini.
3. Susunan redaksi
Susunan redaksi adalah daftar pengelola mading, lengkap dengan rinciannya. Susunan redaksi harus tertulis dengan jelas. Kejelasan ini berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hal-hal yang berkaitan dengan keselesaian hasil kerja secara tim.
Mading memiliki sejumlah manfaat. Manfaat majalah dinding menurut Nursisto (2005, hlm. 2-8), sebagai berikut:
1. Media komunikasi
Majalah dinding adalah komunikasi termurah untuk menciptakan komunikasi antarpihak dalam lingkup tertentu. Majalah dinding yang dipasang di tempat umum, seperti balai desa, sekolah, tempat ibadah, dan tempat umum lainnya membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat komunikasi dan dijalin dengan praktis.
2. Wadah kreativitas
Menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas siswa adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh kalangan pendidik. Pendidik tidak cukup hanya dengan pengetahuan saja, tetapi perlu ditunjang dengan usaha-usaha untuk menumbuhkan kemampuan siswa. Siswa pada umumnya memiliki kreativitas dalam berbagai kegiatan, misalnya olahraga, kesenian, keterampilan, permainan, dan aktivitas ekspresi tulis lainnya.
3. Menanam kebiasaan membaca
Kebiasaan membaca akan mendukung siswa dalam berimajinasi karena pengetahuan mereka pun bertambah, untuk itu kegemaran membaca harus ditanamkan. Majalah dinding dalam hal ini mempunyai peran yang cukup besar. Majalah dinding dapat diterbitkan oleh siapa saja dalam jangka waktu yang relatif bebas tergantung pembacanya.
4. Pengisi waktu
Siswa dapat mengisi waktu luangnya untuk membaca majalah dinding, kemudian berlatih menulis di sekolah. Apabila hasil tulisan siswa ditampilkan dalam majalah dinding, tentu akan bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan jiwanya. Majalah dinding juga bermanfaat bagi pihak lain.
5. Melatih kecerdasan berpikir
Sangat mungkin sajian-sajian majalah dinding belum seutuhnya dapat memenuhi selera pembaca. Hal ini akan menjadikan majalah dinding sebagai perangsang bagi pembacanya untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap. Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan seseorang dalam berbagai bidang. Secara tidak langsung hal tersebut akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan. Majalah dinding menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir, dan terbentuknya kecerdasan.
6. Melatih berorganisasi
Majalah dinding merupakan hasil kerja tim atau kerja kelompok yang menuntut semua pihak di dalamnya untuk berorganisasi. Pada penerbitan majalah dinding, penyelenggara harus menyiapkan perencanaan-perencanaan yang matang dan harus ada kerja sama dalam pengelolaannya. Kerja sama yang baik antara berbagai pihak yang terkait diharapkan dapat menghasilkan sajian majalah dinding yang berkualitas. Dengan demikian, secara langsung atau tidak, majalah dinding menempatkan kekompakan kerja sebagai modal dasar setiap tumbuhnya organisasi.
7. Sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis
Melalui majalah dinding, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam membuat tulisan.
Keberadaan majalah dinding di sekolah terkadang dianggap kurang penting dan juga tidak terurus, padahal majalah dinding mempunyai banyak fungsi bagi siswa. Fungsi majalah dinding menurut Barung (dalam Zubaidah dan Saptono, 2004, hlm. 37), yakni:
a. Majalah dinding sebagai sarana komunikasi dan penyampaian informasi.
b. Majalah dinding sebagai media hiburan yang murah dan sederhana.
c. Majalah dinding sebagai sarana untuk menjalin tali persaudaraan dan kekeluargaan di antara sesama anggota komunitas tertentu.
Referensi
Nursisto (2005). Membina Majalah Dinding. Yogyakarta: Adi Cita.
Zubaidah, E., & Saptono, B. (2004). Pengelolaan Majalah Dinding di Sekolah. Jurnal Ilmiah Guru “COPE”. 1(8), hlm. 35-42.