Hubungan Perubahan Pendidikan dan Masyarakat
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Terdapat tiga sifat penting pendidikan. Pertama, pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Hal tersebut disebabkan karena pendidikan diarahkan pada pengembangan pribadi anak agar sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan diharapkan masyarakat. Untuk itu, proses pendidikan harus bersifat membina dan mengembangkan nilai. Kedua, pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan menyiapkan anak untuk kehidupan dalam masyarakat. Generasi muda perlu mengenal dan memahami apa yang ada dalam masyarakat, serta memiliki kecakapan-kecakapan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat. Ketiga, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan tersebut berlangsung. “Pelaksanaan pendidikan membutuhkan dukungan dari lingkungan masyarakat, penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial budaya, politik, keamanan, dan lain-lain” (Lestari, 2009, hlm. 58).
Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan sebagai proses persiapan generasi muda untuk menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif. Hal tersebut merefleksikan konsep adanya tuntutan individual dan sosial dari orang dewasa kepada generasi muda. Tuntutan individual merupakan harapan orang dewasa agar generasi muda dapat mengembangkan pribadinya sendiri, mengembangkan segala kompetensi dan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan tuntutan sosial adalah harapan orang dewasa agar anak mampu bertingkah laku, berbuat, dan hidup lebih baik dalam berbagai situasi dan lingkungan masyarakat.
Konsep pendidikan bersifat universal, tetapi pelaksanaan pendidikan bersifat lokal, disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Pendidikan dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu berbeda dengan masyarakat lain, karena adanya perbedaan sosial budaya, serta sarana dan prasarana yang ada.
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Artinya, secara lebih mendasar pendidikan merupakan suatu proses kebudayaan. Melalui pendidikan, manusia mempelajari peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban masa sekarang, dan membuat peradaban masa mendatang. Proses pembudayaan tidak berlangsung dengan sendirinya, melainkan melalui interaksi individu dengan orang lain dan lingkungan.
Kehidupan masyarakat juga dipengaruhi oleh tingkat kemajuan yang telah dicapai. Masyarakat yang telah mencapai tingkat kemajuan tinggi dalam segi ilmu, teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan segi-segi kehidupan lainnya, akan memiliki sistem dan fasilitas yang lebih mapan dibandingkan dengan masyarakat yang kemajuannya rendah. Adapun sistem dan fasilitas yang tersedia akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat.
Adanya pendidikan dapat mempengaruhi perubahan sosial, yang mana perubahan sosial nantinya akan mempengaruhi fungsi, yakni melakukan reproduksi budaya, mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional, melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional, dan melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah tertinggal.
Untuk itu, pendidikan harus mampu melakukan analisis kebutuhan nilai, pengetahuan, dan teknologi yang paling mendesak, serta dapat mengantisipasi kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan.
Pada perubahan sosial terdapat istilah diferensiasi, yakni suatu keniscayaan yang pasti dilalui oleh sistem sosial dalam mengadaptasikan diri terhadap perubahan-perubahan di lingkungan. Kemampuan untuk melakukan diferensiasi merupakan sebuah indikator positif mengenai kemampuan suatu sistem dalam menyesuaikan diri sesuai dengan proses-proses perubahan yang terjadi.
Menurut Sumiarti dan Asra (2009, hlm. 92-96) terdapat alur perkembangan diferensiasi pendidikan, sebagai berikut:
1. Pendidikan pada masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan. Di dalam kehidupan masyarakatnya mengembangkan pendidikan secara informal yang berfungsi untuk memberikan bekal keterampilan-keterampilan mata pencaharian dan memperkenalkan pola tingkah laku yang sesuai dengan nilai serta norma masyarakat setempat.
2. Pada tingkatan yang lebih maju, sebagian proses sosialisasi teridentifikasi keluar dari batas keluarga, diserahkan kepada masyarakat dengan bimbingan para orang tua yang berpengalaman atau berkeahlian.
3. Dengan berkembangnya diferensiasi di masyarakat itu sendiri, maka meningkat pula upaya seleksi sosial.
4. Pata tingakatan berikutnya hubungan antara pendidikan dengan masyarakat menjadi lebih rumit dan semakin kompleks. Sejalan dengan arus industrialisasi dan kecenderungan diferensiasi sosial, maka spesialisasi peranan menjadi ciri istimewa masyarakat pada tingkatan yang lebih tinggi.
Referensi
Lestari, P. (2009). Antropologi 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sumiarti, & Asra (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.