5 Hukum Komunikasi yang Efektif: Respect, Empathy, Audible, Clarity, and Humble (REACH)
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dan di dalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Terdapat dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi lisan dan tulisan. Di dalam komunikasi, terdapat lima elemen yang terlibat, yakni sender (pengirim informasi), receiver (penerima informasi), informasi, feed back, dan media.
Hal yang harus menjadi perhatian utama bahwa receiver dari proses belajar mengajar adalah manusia, maka sudah selayaknya seorang pendidik memperlakukan siswanya sebagai manusia, bukan sebagai obyek yang tidak memiliki perasaan.
Komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam hidup. Manusia menghabiskan sebagian besar waktu di saat sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Komunikasi dianggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif.
Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekedar apa yang ditulis atau dikatakan, tetapi pada karakter dan bagaimana menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jadi, syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari integritas pribadi yang kuat.
Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Integritas adalah menyesuaikan kata-kata dengan realitas. Seorang pendidik akan menjadi faktor yang terus disorot oleh siswa. Oleh karena itu, seorang pendidik diharapkan dapat menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya.
Setelah memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi efektif, maka hal yang perlu diperhatikan adalah 5 hukum komunikasi yang efektif (the 5 inevitable laws of effective communication), disingkat REACH yang terdiri atas:
1. Respect
Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan. Seorang pendidik harus bisa menghargai setiap siswa yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting.
2. Empathy
Empathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengarkan orang lain, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memudahkan untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan menerima pesan.
3. Audible
Makna dari audible adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Audible berarti bahwa pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Pesan harus disampaikan melalui media hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio-visual yang akan membantu agar pesan dapat diterima dengan baik.
4. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka yang terkait dengan hal tersebut adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran lainnya. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Di dalam berkomunikasi perlu dikembangkan sikap terbuka, sehingga dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan. Semakin siswa merasa mendapat banyak ilmu, maka siswa akan semakin terpacu untuk terus menghadiri dan memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Dengan cara ini, siswa tidak akan menganggap lagi proses belajar mengajar sebagai formalitas, tetapi akan menganggapnya sebagai suatu kebutuhan pokok bagi kehidupan.
5. Humble
Humble adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati. Hal terakhir yang harus ada pada diri para pendidik adalah sikap mental yang dipenuhi semangat dan kesungguhan.