Gevedu: Teori Classical Conditioning (Pembiasaan Klasikal) Ivan Pavlov


Teori Classical Conditioning (Pembiasaan Klasikal) Ivan Pavlov
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

 Keluarganya awalnya mengharapkan ia menjadi pendeta Gevedu: Teori Classical Conditioning (Pembiasaan Klasikal) Ivan Pavlov

Ivan Pavlov adalah seorang fisiologi, psikologi, dan dokter asal Rusia. Ia dilahirkan pada tanggal 14 September 1849 di Rjasan, sebuah desa kecil di Rusia. Keluarganya awalnya mengharapkan ia menjadi pendeta, sehingga ia bersekolah di Seminari Teologi. Namun, suatu ketika ia membaca karya Charles Darwin, ia menyadari bahwa ia lebih banyak peduli terhadap pencarian ilmiah sehingga ia melanjutkan sekolah ke Universitas St. Peterseburg. Di sana ia belajar mengenai kimia dan fisiologi, serta menerima gelar doktor pada tahun 1879. Kemudian ia memulai risetnya sendiri dengan topik utama mengenai sistem pencernaan dan peredaran darah. Karyanya pun terkenal dan diangkat sebagai profesor fisiologi di Akademi Kedokteran Kekaisaran Rusia.
Ivan Pavlov adalah seorang iluman yang membaktikan dirinya untuk penelitian. Ia memandang ilmu pengetahuan sebagai sarana belajar tentang berbagai masalah dunia dan masalah manusia. Peranan dari ilmuan menurutnya, yakni membuka rahasia alam sehingga dapat memahami hukum-hukum yang ada pada alam. Di sisi lain, “ilmuan juga harus mencoba memahami bagaimana manusia itu belajar dan tidak bertanya bagaimana mestinya manusia belajar” (Sudjana, 1991, hlm. 66).
Adapun teori classical conditioning (pembiasaan klasik) berkembang berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlop. Pada dasarnya clasical conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.
Classical conditioning ini termasuk pada teori behaviorisme. Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang harus diamati, bukan dengan proses mental. “Perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan dan dapat dilihat secara langsung” (Santrock, 2008, hlm. 267).
Kata classical yang mengawali nama teori ini semata-mata dipakai untuk menghargai karya Ivan Pavlov yang dianggap paling dahulu di bidang conditioning (upaya pembiasaan). Selanjutnya, “karena fungsinya, teori Pavlov ini juga dapat disebut respondent conditioning (pembiasaan yang dituntut)” (Syah, 2007, hlm. 95).
Pengkondisian klasik adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Pada pengkondisian klasik, “stimulus netral (seperti melihat seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan kapasitas yang sama” (Santrock, 2008, hlm. 268).
Pada percobaannya, Ivan Pavlov mengidentifikasi makanan sebagai unconditioned stimulus (US) dan air liur sebagai unconditioned respons (UR) atau respons tak bersyarat. Unconditioned stimulus (US) atau perangsang tak bersyarat, yaitu perangsang yang secara alami dapat menimbulkan respons tertentu, misalnya makanan anjing dapat menimbulkan air liur. Perangsang bersyarat atau conditioned stimulus (CS), yaitu perangsang yang secara alami tidak dapat menimbulkan respons tertentu, misalnya suara lonceng yang dapat menimbulkan keluarnya air liur. Respons bersyarat atau conditioned respons (CR), yaitu respons yang ditimbulkan oleh conditioned stimulus (CS).
Prosedur percobaan Ivan Pavlov adaptasi dari Djiwandono (2006, hlm. 128) dijabarkan sebagai berikut:
1. Sebelum conditioning
Suara lonceng (CS) dibunyikan dan tidak terdapat respons air liur dari anjing. Daging (US) diberikan dan terdapat respons air liur dari anjing (UR).
2. Selama conditioning
Suara lonceng (CS) dibunyikan bersamaan dengan daging (US) diberikan dan terdapat respons air liur dari anjing (UR). Hal ini dilakukan secara berulang-ulang.
3. Setelah conditioning
Suara lonceng (CS) dibunyikan dan terdapat respons air liur dari anjing (CR).
Ternyata dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama dengan percobaan tersebut. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara tersebut asing, tetapi lama kelamaan suara tersebut menandai bahwa penjual es krim tersebut lewat. Contoh lain adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu dengan membedakan bunyi.
Berdasar contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan teori classical conditioning Ivan Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respons yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Penemuan Ivan Pavlov sangat menentukan dalam sejarah psikologi. Melalui penemuannya, Ivan Pavlov meletakkan dasar-dasar behaviorsime, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian-penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.
Konsep lain yang perlu dipahami adalah pelenyapan dan penyembuhan spontan dalam teori classical conditioning. Setelah repsons berkondisi tercapai, apabila stimulus berkondisi diulang atau diberikan kembali tanpa diikuti oleh stimulus tak berkondisi, maka akan terjadi pelenyapan. Dengan kata lain, pelenyapan adalah tidak terjadinya respons atau menurunnya kekuatan respons pada saat diberikan kembali stimulus berkondisi tanpa diikuti stimulus tak berkondisi setelah terjadinya respons. Sedangkan penyembuhan spontan adalah suatu tindakan atau usaha nyata untuk menghalangi terjadinya pelenyapan. Satu di antaranya ialah melalui reconditioning atau mengkondisikan kembali melalui pemberian kedua stimulus secara berpasangan.

Referensi
Djiwandono, S. E. W. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiaswarana Indonesia.
Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. (1991). Teori-Teori untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.
Syah, M. (2007). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada.