Gevedu: Marching Band


Marching Band
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

 Kata marching mengandung pengertian bahwa musik yang dimainkan merupakan bentuk permainan Gevedu: Marching Band

Marching band berasal dari dua kata, yakni marching dan band. Kata marching mengandung pengertian bahwa musik yang dimainkan merupakan bentuk permainan musik untuk mengiringi langkah dalam berbasis atau dengan kata lain berbaris sambil memainkan musik. Kata band mengandung pengertian kesatuan besar pemain musik yang inti peralatannya adalah kelompok alat musik perkusi jenis membran sebagai alat musik. Banoe (1987, hlm. 5) berpendapat bahwa “marching band adalah musik melodi dengan ragam alat perkusi, khususnya drum masih dibutuhkan kehadirannya sebagai langkah dalam berbaris”.
Marching band juga merupakan kesatuan musik lapangan. Faktor musikalitas dari alat-alat melodis sangat diutamakan, lebih-lebih didukung dengan kelengkapan alat, sehingga memungkinkan lagu untuk diaransemen yang lebih bervariasi. Pada satuan musik ini ada kecenderungan untuk mengurangi jumlah dan komposisi alat pada kelompok drum. Banyak dijumpai oleh marching band yang kelompok perkusi jenis membrannya hanya meliput, senar drum, bass drum, trio tom-tom, dan lain-lain.
Bentuk musik pada marching band sudah sangat bervariasi, tidak hanya memainkan lagu mars saja. Lagu-lagu yang biasa dimainkan meliputi lagu-lagu mars, keroncong, daerah, pop dengan berbagai macam irama, seperti samba, slow rock, disko, dan lain-lain, bahkan juga lagu-lagu yang diaransemen dengan gaya klasik dan tempo lambat, sedang, serta cepat.
Marching band menggunakan sejumlah kombinasi alat musik, seperti tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen pit secara bersama-sama. Penampilan orkes barisan merupakan kombinasi dari permainan musik tiup dan perkusi serta aksi baris berbaris dari permainannya. Umumnya penampilan orkes barisan dipimpin satu atau dua orang komandan lapangan dan dilakukan baik di lapangan terbuka maupun di lapangan tertutup dalam barisan yang membentuk formasi dengan pola yang beruabah-ubah sesuai dengan alur koreografi terhadap lagu yang dimainkan dan diiringi pula dengan aksi tarian yang dilakukan oleh sejumlah pemain bendera.
Wahyudi (2002, hlm. 21) mengemukakan bahwa “peranan marching band sebagai salah satu wadah penyaluran kegiatan seni dan olahraga para remaja dan generasi muda, merupakan motivasi yang kuat pada pertumbuhan marching band”. Di sisi lain, nilai musik marching band adalah inti dari kegiatan musik lapangan. Melalui kombinasi alat secara lengkap ternyata perangkat drum masih sangat dominan peranannya.
Menurut Banoe (1987, hlm. 72) “alat yang ideal untuk ditampilkan dalam formasi marching band adalah alat musik melodi sejenis sangkakala, bell-lyra atau pikolo”. Lebih rinci, instrumen marching band dapat dikelompokkan pada dua kelompok, sebagai berikut:
1. Alat pukul/perkusi, jenis membran meliputi (1) snake drum/parade drum, (2) tenor drum/VOX drum, (3) bass drum, (4) tenor, dan (5) trio tom-tom, jenis massive/pejal meliputi (1) marching cymbal, (2) marching bell-lyra, dan (3) marching ballas.
2. Alat musik tiup, jenis lip instrumen meliputi (1) buggle/sangkakala, (2) terompet, (3) cornet, dan (4) flugle horn, jenis fluet instrumen meliputi (1) flites, picollo, recorder, pianika, dan melodion.
Pada pengembangannya unit-unit marching band menggunakan peralatan tambahan atau bahkan sound effect seperti comwbell, agogo, castanot, wood block, triangglo, dan sebagainya dengan pengertian bahwa alat-alat tersebut dibawa dan dimainkan oleh pemain alat pokok.

Referensi
Banoe, P. (1987). Marching Band Indonesia. Jakarta: Lembaga Pendidikan Umum Suling Bambu.
Wahyudi, N. (2002). Drum Band di SLTP Negeri 2 Jepara Proses Pembelajaran dan Faktor yang Mempengaruhinya. (Skripsi). Tidak diterbitkan.