Tari Orek-Orek
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Tari orek-orek diciptakan pada tahun 1981 oleh Ibu Sri Widajati, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi yang menjabat sebagai penilik kebudayaan. Ibu Sri Widajati juga menjadi pimpinan sanggar tari yang bernama Sanggar Sri Budaya. Sanggar tersebut didirikan oleh Ibu Sri Widajati pada tahun 1980. Sanggar Sri Budaya berlokasi di Jalan Teuku Umar, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.
Ibu Sri Widajati menciptakan tari orek-orek didasari oleh keinginan Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk mengangkat kembali kesenian orek-orek yang dahulu pernah eksis di Ngawi dengan cara memunculkan kesenian baru, yakni tari orek-orek. Kesenian orek-orek eksis di Ngawi pada tahun 1940-an hingga 1970-an. Pada tahun 1981 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi yaitu Seksi Kebudayaan diberi tugas oleh Bupati Ngawi untuk merancang seni tari orek-orek.
Setelah dilakukan riset mengenai kesenian orek-orek, Penilik Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi yang pada waktu itu dijabat oleh Ibu Sri Widajati berusaha menciptakan tari orek-orek. Ibu Sri Widajati berhasil menginovasi kesenian orek-orek menjadi tari orek-orek khas Ngawi dengan mengambil unsur-unsur yang terdapat dalam kesenian orek-orek, yaitu (1) gending orek-orek, dan (2) lirik lagu orek-orek dalam kesenian orek-orek. Gending tersebut digunakan sebagai pengiring tari orek-orek. Selain gending dan lirik, gerakan atau koreografi tari orek-orek terinspirasi dari sejarah lahirnya kesenian orek-orek. Gerakan dalam tari orek-orek mencoba menginovasi sejarah perkembangan kesenian orek-orek yang menggambarkan orang sedang bekerja membangun suatu bangunan yang seperti dilakukan oleh pencipta kesenian orek-orek.
Sebagai suatu bentuk sajian kesenian rakyat, nilai hiburan cukup menonjol dalam tari orek-orek. Hal ini dapat dilihat dari garapan gending pengiring dan pola gerak tarinya. Musik untuk mengiringi tari orek-orek menggunakan laras sendro yang mampu memberi kesan sigrak dan bersemangat. Terdapat beberapa bagian yang membutuhkan teriakan “jes jes jes”, yang ditujuakan sebagai penguat suasana, sehingga kesan suka ria lebih menonjol lagi. Peran pengrawit sangat mendukung, utamanya pengendang. Hubungan pengendang dengan sajian tari secara keseluruhan sangat erat. Pada setiap pergantian gerak selalu ditandai dengan hentakan kendang. Bukan hanya itu, hentakan bunyi kendang pun hampir mendominasi setiap celah yang ada, baik dalam gending pengiring maupun pola gerakan tarinya.
Tari orek-orek dilakukan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya jumlah penari maksimal delapan (8) orang atau empat (4) pasang. Tari orek-orek diiringi oleh pengrawit, yakni sekumpulan orang yang memainkan alat musik gamelan di mana setiap orang memainkan instrumen yang berbeda. Jumlah pengrawit dalam pementasan tari orek-orek ada 12 orang, masing-masing memegang kendang, siter, gong, kempul, bonang, gender, slenthem, kenong, dan saron.
Terdapat lagu khusus yang dinyanyikan oleh sinden untuk mengiringi tari orek-orek. Lagu tersebut diciptakan oleh penata musik tari orek-orek yang bernama Suripto. Lirik pada lagu pengiring tari orek-orek sebagai berikut:
Orek-orek puniki kesenian saking Ngawi
Pramiyarsa kakung putri wit kina nganti saiki
Aduh Gusti mugi-mugi antuk berkahing Hyang Widhi
Eoe ae oe ae o e o e ao eo ao e
Kagunan langen beksa wehlukuring budaya
Nadyan amung sepala rasane kok mirasa
Pra kanca ama karya dimen lestari widada
Tuwa mudha gotong royong saiyek saekapraya
Eoe ae oe ae o e o e ao eo ao e 2x
Gerakan tari orek-orek cenderung monoton, sederhana, dan diulang-ulang. Hal tersebut merupakan ciri khas tari tradisional. Meskipun begitu, gerakan tari orek-orek sangatlah dinamis dan indah. Urutan ragam gerak tari orek-orek sebagai berikut:
1. Sembahan
Gerak sembahan merupakan gerakan pembuka pada tari orek-orek yang berfungsi sebagai salam penghormatan kepada para penonton. Untuk penari putri gerakan ini dilakukan dengan posisi badan berdiri dengan lutut agak ditekuk dan tumpuan badan di tengah, kedua telapak tangan ditempelkan di depan dagu. Untuk penari putra kedua kaki dibuka dan tumpuan berat badan berada di kaki kanan, kedua telapak tangan ditempelkan di depan dada.
Gerakan sembahan menggambarkan penghormatan. Maknanya adalah agar menghormati semua orang, karena jika ingin dihormati oleh orang lain harus menghormati orang lain terlebih dahulu.
2. Lampah lembehan
Gerakan penari putra dan putri sama, yaitu berjalan di tempat dengan mengayunkan kedua tangan secara bergantian, namun langkah kaki penari putra lebih besar dibanding penari putri. Tangan kiri memegang ujung sampur dan tangan kanan tanpa sampur. Tangan kanan penari putra ditekuk ke atas membentuk siku-siku dengan telapak tangan menghadap atas, sedangkan tangan kiri lurus dengan telapak tangan menghadap samping, dan dilakukan secara bergantian kanan kiri.
Gerakan ini menggambarkan orang yang menata atau mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk bekerja. Maknanya adalah sebelum mengerjakan sesuatu hendaknya butuh persiapan terlebih dahulu.
3. Kencrongan
Posisi tangan kanan lurus ke samping dan tangan kiri ditekuk di depan pinggul, sedangkan posisi kaki kanan lurus dan kaki kiri ditekuk di bagian kanan dengan jari-jari kaki menyentuh lantai. Tangan kanan tersebut kemudian digerakkan bersamaan dengan kaki kanan yang ditekuk di belakang kaki kiri. Gerakan penari putra dan putri sama, hanya volume gerak penari putra lebih besar. Jika posisi kaki penari putri berada di bagian belakang kaki kanan, untuk penari putra posisi kaki kiri justru berada di depan kaki kanan. Posisi tangan kanan lurus ke samping kanan dan tangan kiri ditekuk di depan dada, kemudian badan digerakkan ke kanan dan ke kiri.
Gerakan ini menggambarkan orang yang menata atau mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk bekerja. Maknanya adalah sebelum mengerjakan sesuatu hendaknya butuh persiapan terlebih dahulu.
4. Lawungan
Gerakan lawungan sama dengan dengan gerakan kencrongan, bedannya adalah sampur disampirkan di atas tangan yang dibentangkan ke samping, dan posisi tangan kanan penari putra tidak dibentangkan.
Gerakan ini menggambarkan orang yang menata atau mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk bekerja. Maknanya adalah sebelum mengerjakan sesuatu hendaknya butuh persiapan terlebih dahulu.
5. Srisikan I
Tangan kanan penari putri mengambil sampur dari tengah kemudian disibakkan ke samping. Untuk penari putra posisi jempol tangan kanan ditekuk dan tangan kanan di depan dada dan telapak tangan kiri menghadap ke atas. Kedua gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan tangan kanan dan kiri, sambil posisi kaki kiri sedikit melangkah kemudian dihentak-hentakkan.
Gerakan ini menggambarkan orang yang berangkat bekerja. Maknanya adalah supaya terus bekerja dan jangan menjadi pemalas.
6. Mususi
Posisi jempol tangan kiri ditekuk dan tangan kanan di depan dada dan telapak tangan kiri menghadap ke atas. Kemudian ulangi gerakan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri sehingga menyerupai gerakan membersihkan beras.
Gerakan ini menggambarkan orang yang menghaluskan hasil pekerjaan. Maknanya adalah dalam mengerjakan sesuatu harus dengan baik dan tidak boleh asal.
7. Genjlengan I
Kedua tangan masing-masing ditekuk di samping pinggang sambil mengenggam sampur kemudian kepala dipatahkan ke kanan dan ke kiri bergantian. Posisi kedua kaki penari putra dibuka dan tumpuan berat badan berada di kanan, sedangkan posisi tangan kanan di pinggang dan tangan kiri lurus ke samping. Dilanjutkan dengan kepala dipatahkan ke kanan dan ke kiri.
Gerakan ini menggambarkan orang yang sedang meminum air. Maknanya adalah dalam bekerja hendaknya memperhatikan kesehatan, kalau waktunya istirahat jangan lupa untuk makan dan minum agar nutrisi terpenuhi.
8. Lintang alihan
Sampur penari putri diletakkan di pundak kiri. Tangan kanan ditekuk ke atas dengan posisi telapak tangan menghadap atas dan tangan kiri ditekuk di depan pinggang. Posisi tangan bergantian kanan dan kiri bersama dengan melangkah ke kanan dan kiri. Untuk penari putra tidak menyampirkan sampur, selebihnya sama.
Gerakan ini menggambarkan orang yang berpindah menyelesaikan salah satu pekerjaan yang telah selesai ke pekerjaan yang lain yang belum diselesaikan. Maknanya adalah harus menyelesaikan tanggung jawab hingga beres dan jangan setengah-setengah.
9. Ogek tawing
Gerakan ini sama untuk penari putra dan putri. Posisi tangan kiri di pinggang lalu tangan kanan ditekuk ke atas dengan posisi telapak kanan di depan jidat menghadap ke bawah kemudian tengok ke kanan dan kiri, kemudian tangan kanan ditekuk di bawah telinga kiri.
Gerakan ini menggambarkan orang yang mengecek atau melihat hasil pekerjaan dari kanan dan kiri. Maknanya adalah jika selesai mengerjakan sesuatu hendaknya diteliti kembali guna mengetahui apakah pekerjaan tersebut telah benar-benar selesai dengan benar atau belum.
10. Laku telu
Melangkah maju mundur tiga (3) kali dari kanan ke kiri. Posisi tangan kanan memegang sampur ditekuk ke belakang bahu kanan dan tangan kiri lurus ke samping kanan memegang ujung sampur kemudian ditekuk dan diluruskan lagi bersama dengan langkah kaki kanan kiri.
Gerakan ini menggambarkan orang yang berpindah menyelesaikan salah satu pekerjaan yang telah selesai ke pekerjaan yang lain yang belum terselesaikan. Maknanya adalah harus menyelesaikan tanggung jawab hinga beres dan jangan setengah-setengah.
11. Miwir sampur
Tangan kiri penari putri di pinggang dan tangan kanan memegang ujung sampur lalu dikibas-kibaskan, sedangkan penari putra sebaliknya.
Gerakan ini menggambarkan orang yang beristirahat sambil berkipas-kipas. Maknanya adalah dalam bekerja jangan terlalu memforsir diri, sesekal butuh istirahat agar tubuh tetap fit dan maksimal dalam mengerjakan pekerjaan.
12. Genjlengan II
Mengulangi gerakan gejlengan.
13. Pondongan
Tangan kiri menggenggam ujung sampur dan tangan kanan memegang pangkal sampur. Kaki kanan melangkah ke kanan dan kaki kiri melangkah tetapi di belakang kaki kanan.
Gerakan ini menggambarkan orang yang membawa sesuatu seperti batu, pasir, dan bahan serta alat-alat kerja yang lain. Maknanya adalah dalam mengerjakan sesuatu hendaknya memiliki persiapan baik persiapan mental maupun materi terlebih dahulu.
14. Trap gelung
Tangan kanan penari putri ditekuk di depan jidat dan jari-jari tangan kiri membentuk lingkaran di bawah telinga kemudian melakukan gerakan seperti mengusap. Tangan kanan penari putra sama dengan tangan kiri penari putri, tetapi tangan kanannya diluruskan ke depan sambil memperlihatkan telapak tangannya. Gerakan ini dilakukan bergantian ke kanan dan kiri.
Gerakan ini menggambarkan orang yang menyibakkan rambut atau lainnya yang menganggu dirinya dalam mengerjakan pekerjaan. Maknanya adalah singkirkan sesuatu yang dianggap menggangu dalam penyelesaian pekerjaan.
15. Keplok setan
Penari putri dan putra berhadapan dengan posisi kedua telapak tangannya lurus ke depan sehingga saling bertemu. Dilanjutkan dengan kedua tangan ditekuk di atas bahu kemudian di paha masing-masing. Gerakan diulang-ulang.
Gerakan ini menggambarkan orang yang sambil beristirahat bersama-sama bercanda dan bermain-main dengan riang gembira. Maknanya adalah dalam bekerja pasti memiliki rekan kerja. Di dalam memperlakukan rekan kerja hendaknya dengan baik dan jangan mencuekan rekan kerja.
16. Lambah lembehan, ogek angguk
Mengulangi gerakan kedua. Kemudian posisi tangan kiri di pinggang lalu tangan kanan ditekuk ke atas dengan posisi telapak kanan di depan jidat menghadap ke bawah kemudian angguk-anggukan kepala, kemudian tangan kanan ditekuk di bawah telinga kiri. Gerakan ini sama untuk penari putra dan putri.
Gerakan ini menggambarkan orang yang berjalan melihat-lihat/mengecek pekerjaan yang lain, sudah selesai atau belum. Maknanya adalah agar meneliti pekerjaan yang sedang dikerjakan apakah terdapat kesalahan atau sudah benar.
17. Srisikan II, terdiri atas lawung, laku lilingan, dan kretekan
Mengulangi gerakan keempat. Kemudian tangan kanan kedua penari ditekuk ke atas dan tangan kiri ditekuk ke bawah, lalu diayunkan bergantian dengan langkah kaki. Setelah itu kaki kanan penari putra jinjit di depan kaki kirinya. Tangan kanan penari putri menarik sampur ke dada, posisi kaki sama dengan penari putra. Kemudian kedua penari berpindah tumpuan secara bergantian.
18. Laku tawingan
Tangan kiri kedua penari ditekuk di pinggang. Tangan kanan penari putra lurus ke depan sambil menghadapkan telapak tanggannya ke atas. Tangan kanan penari putri ditekuk di depan dada sambil telapak tangannya dihadapkan ke samping kiri. Gerakan ini dilakukan bergantian ke kanan dan kiri.
Pada tari orek-orek terdapat makna simbolis yang terkandung di dalamnya, seperti pada kostum dan aksesoris penarinya yang mengandung makna filosofi yang terdapat dalam masyarakat suku Jawa, serta semua gerakan tarinya yang menggambarkan orang yang sedang bekerja membangun sebuah bangunan. Selain memiliki makna simbolis, tari orek-orek juga memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti nilai religius pada lagu pengiringnya yang berisi tentang doa dan pada gerakan sembahan, nilai moral pada makna semua gerakannya yang menggambarkan kesungguhan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan, dan nilai keindahan pada semua unsur yang terdapat dalam tari orek-orek.