Gevedu: Umpan Balik (Feedback) Pembelajaran


Umpan Balik (Feedback) Pembelajaran
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

 Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan bel Gevedu: Umpan Balik (Feedback) Pembelajaran

Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru, antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respons siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu proses dengan hasil atau akibat dari suatu respons untuk mengontrol.
Menurut Rink (1985, hlm. 34) “feedback is sensory information that a person receives as a result of a response”. Artinya, umpan balik diartikan sebagai sensori informasi yang diterima seseorang sebagai hasil merespons. Menurut Lutan (1988, hlm. 300) “umpan balik adalah pengetahuan yang diperoleh berkenaan dengan sesuatu tugas, perbuatan atau respons yang telah diberikan”. Pada konteks pembelajaran Suherman (1998, hlm. 124) mengemukakan “umpan balik yaitu guru mengobservasi siswa secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu”.
Berdasar sejumlah pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa umpan balik (feedback) adalah informasi yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru guna lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh keduanya dalam konteks pembelajaran. Informasi yang dimaksud adalah berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.
Manfaat umpan balik bagi guru “dapat dipergunakan dalam mengambil keputusan, apakah mata pelajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau dilanjutkan dan bagi siswa akan meningkatkan prestasi belajar secara konsisten.
Sejumlah keuntungan penggunaan umpan balik menurut Suherman (1998, hlm. 124), antara lain:
1. Mendorong siswa untuk terus berlatih. Proses pemberian umpan balik kepada siswa secara tidak langsung akan memberi tahu siswa bahwa latihannya selalu dilihat dan diperhatikan oleh gurunya.
2. Mencerminkan perilaku guru yang efektif. Di dalam prosesnya, umpan balik hanya akan diperoleh apabila guru efektif selama kegiatan pembelajaran. Guru harus selalu memperhatikan siswa, bergerak untuk memantau dan mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh setiap siswa di sekitar tempat belajar.
3. Membantu siswa untuk menilai penampilan yang tidak bisa dilihat dan dirasakannya sendiri.
4. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi antara aspek-aspek pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai bahan ajar seperti yang diinginkan oleh gurunya.
Secara umum umpan balik terbagi ke dalam dua jenis, yakni intrinsic feedback atau umpan balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang sikap, aktivitas dan atau perilaku yang telah dilakukan, serta tentang kemampuan yang telah ditunjukannya. Sedangkan extrinsic feedback adalah umpan balik yang berasal dari luar dirinya. Adapun menurut Suherman (1998, hlm. 14-16) mengemukakan sejumlah jenis umpan balik, di antaranya:
1. General dan specifik feedback
General feedback atau umpan balik umum misalnya berkaitan dengan gerakan umum, tingkat laku siswa, atau pakaian yang digunakan. General feedback digunakan guru untuk mendorong siswa terus belajar dan mencobanya. Biasanya feedback jenis ini diungkapkan dengan kata-kata, seperti bagus, hebat, mengagumkan. Ungkapan dengan kata-kata itu masih bersifat umum sehingga tidak mencerminkan informasi yang spesifik untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa.
Specifik feedback atau umpan balik khusus adalah berisikan informasi yang menyebabkan siswa mengetahui apa yang harus dilakukan dan mengetahui bagaimana seharusnya siswa melakukan tugas gerak dengan benar dan bagaimana harus berlatih. Feedback ini diberikan manakala siswa menyadari bahwa ia melakukan kesalahan akan tetapi belum atau tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya.
2. Congruent dan incongruent feedback
Congruent feedback adalah umpan balik yang terfokus pada aktivitas belajar yang sedang dipelajari siswa. Misalnya pada saat siswa sedang mempelajari konsep tertentu. Sedangkan yang berhubungan dengan teknis atau tata cara disebut incongruent feedback.
3. Simple feedback
Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu komponen keterampilan dalam satu saat. Simple feedback biasanya berisi satu atau dua buah kata kunci (key word) yang menggambarkan aktivitas penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan balik selama pembelajaran berlangsung.
4. Positive, netral, dan negative feedback
Umpan balik positif adalah umpan balik yang diungkapkan dengan kata-kata bagus, menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat. Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus kepada siswa yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi secara netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang melakukan tugas gerak. Umpan balik negatif jarang dianjurkan mengingat khawatir akan merusak kepercayaan diri siswa. Umpan balik negatif dilakukan dengan cara (1) implisit (tidak langsung), misalnya jangan asal tulis saja! (2) diberikan kepada siswa yang tidak mengerti setelah beberapa kali diberikan umpan balik, dan (3) diberikan pada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan gurunya.
Pemberian jenis umpan balik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa terkait dengan tingkat perkembangan psikososial siswa. Pada perkembangan siswa di masa remaja yang terkadang memiliki keinginan diperhatikan secara berlebihan atau bahkan ingin diberikan kebebasan seluas-luasnya, guru harus berhati-hati memberikan umpan balik untuk perbaikan atau koreksi atas kekeliruan yang dilakukan siswa. Kekurangseriusan jenis umpan balik yang diberikan akan berdampak kepada perasaan tidak enak, pesimistis, tidak memiliki motivasi, atau tidak memiliki harga diri karena selalu mendapat teguran guru. Untuk itu, karakteristik siswa harus mendapat perhatian penting ketika guru akan memberikan umpan balik.
Secara umum prinsip-prinsip dalam memberikan umpan balik, sebagai berikut:
1. Umpan balik harus ditawarkan, dan bukan dipaksakan.
2. Umpan balik harus bersikap deskriptif, dan bukan evaluatif.
3. Umpan balik harus bersikap spesifik, dan berhubungan dengan tingkah laku yang harus diubah.
4. Umpan balik harus menekankan jenis positif, bukan yang negatif.
5. Jika menggunakan umpan balik negatif, maka umpan balik harus diikuti oleh saran-saran positif.
6. Memberi umpan balik harus bertanggung jawab, dan umpan balik harus disesuaikan dengan situasi atau orang lain.

Referensi
Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Rink, Y. E. (1985). Teaching Physical Education for Learning. St Louis Toronto: Mosby Collage Publishing.
Suherman, A. (1998). Umpan Balik: Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: PT Refika Aditama.