Tari Lenggang Patah Sembilan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Tari lenggang patah sembilan merupakan kesenian tari Melayu yang indah. Tari ini hingga kini masih terus dipentaskan dalam acara-acara adat di daerah Melayu, seperti di Kesultanan Serdang, Sumatera Utara. Di wilayah ini, terdapat seorang tokoh tari bernama Guru Sauti yang merupakan guru tari tradisional yang disegani.
Berdasar cerita yang ada, tari lenggang patah sembilan berasal dari ajaran leluhur Melayu yang banyak diinspirasi dari kebudayaan Melayu yang memang menyukai seni. Nama lenggang patah sembilan diambil dari pepatah Melayu yang berbunyi lenggang patah sembilan, semut dipijak tak mati, andan terlanda patah tiga. Pantun ini bermakna bahwa ketia semut dipijak tidak mati, maka orang yang menginjak akan bergerak di tempat dengan lemah-gemulai. Gerakan ini seolah-olah menandakan bahwa kalau dipijak semut tidak akan mati.
Secara umum gerakan tari lenggang patah sembilan dibagi atas tiga bagian, yaitu lenggang di tempat, lenggang memutar satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubah arah. Ketiga model gerakan ini harus ditarikan secara dinamis dan gemulai untuk mendapatkan sajian tari yang menarik.
Tari lenggang patah sembilan dalam pementasannya ditarikan oleh sepasang laki-laki dan perempuan. Keduanya menari dengan serempak dan dinamis, sambil diiringi musik dan lagu-lagu Melayu. Menurut seniman tari Melayu, gerakan tari lenggang patah sembilan sebenarnya hampir sama dengan tari Melayu lainnya. Namun, perbedaannya terdapat pada saat memulai gerakan, yaitu penari yang ada di sebelah kiri memulai gerakannya dengan kaki kiri. Begitu pula sebaliknya, penari yang ada di sebelah kanan memulai gerakannya dengan kaki kanan.
Tari lenggang patah sembilan pada umumnya ditarikan oleh muda-mudi secara berpasangan. Namun, saat ini terjadi modifikasi di mana tidak harus muda-mudi, tari ini juga dapat ditarikan oleh bapak-bapak maupun ibu-ibu. Meskipun demikian, syarat terpenting dari tari ini adalah penarinya harus berpasangan, karena tari ini termasuk tari yang mengutamakan kesatuan gerakan.
Penari lenggang patah sembilan umumnya memakai busana adat khas Melayu, yakni celana, baju, dan kopiah untuk laki-laki, serta kebaya, selendang, dan hiasan di kepala bagi perempuan. Warna busana bisa bermacam-macam, namun pada umumnya berwarna hijau dengan paduan warna emas. Dengan busana tersebut, pementasan tari lenggang patah sembilan tampak semarak dan meriah.
Tari lenggang patah sembilan termasuk tari yang gembira karena diiringi oleh musik dan lagu-lagu Melayu berirama senandung. Melalui tarian, iringan musik, dan lagu-lagu yang bertempo senandung ini, saat dipentaskan tari ini dapat membuat penonton merasa gembira. Lagu-lagu Melayu yang mengiringi tari ini, antara lain adalah kuala deli, makan sirih, tudung pediuk, tudung saji, burung putih, damak, anak tiung, batu belah, mas merah, dan lagu-lagu lain yang bertempo langgam (senandung).
Gerak tari lenggang patah sembilan mencerminkan kesenian Melayu yang mendayu-dayu. Dengan iringan lagu-lagu Melayu, suasana dan aroma Melayu begitu kental dalam tarian ini. Ragam gerakan tari lenggang patah sembilan berjumlah delapan gerakan. Seperti tarian Melayu pada umumnya, patokan untuk hitungan tari adalah 1x8 ketuk, dan tari lenggang patah sembilan terdiri atas 14x8 ketukan, di mana setiap 1x8 ketuk dibagi menjadi dua bagian, yaitu lenggang (dari 1-4) dan patah sembilan (dari 5-8).
Gerak lenggang secara umum terbagi atas tiga, yaitu lenggang di tempat, lenggang maju merubah arah, dan lenggang memutar satu lingkaran. Sementara itu, gerak patah sembilan adalah gerakan setelah lenggang. Pada bagian patah sembilan, terdapat hitungan bantu yang biasanya dilafalkan dengan kata hop yang berarti jeda sejenak.
Tari lenggang patah sembilan mengandung nilai-nilai, khususnya bagi kehidupan orang Serdang, antara lain:
1. Disiplin dan kesabaran
Nilai ini tercermin dari beragam gerak tari yang harus dipelajari dengan penuh kedisiplinan dan kesabaran agar seorang pembelajar tari Melayu dapat menguasai tari ini dengan baik. Lenggang patah sembilan termasuk tari yang sulit ditarikan dan dipelajari. Salah satu syarat untuk dapat menarikan tari Melayu adalah sang penari dapat menjiwai setiap gerakan, bukan hanya sekedar melenggang saja.
2. Hiburan
Tari lenggang patah sembilan selalu menampilkan gerakan yang indah dan alunan musik yang gembira. Dengan menonton pementasan tari ini, masyarakat tentunya akan merasa terhibur.
3. Pelestarian budaya
Tari lenggang patah sembilan merupakan tari tradisional yang penting untuk dilestarikan. Mementaskan tari ini dalam berbagai acara, secara langsung merupakan upaya pelestarian tersebut. Bahkan, secara umum ketika mementaskan tarian ini, maka sebenarnya ada tiga hal yang dilestarikan, yakni tari, lagu, dan busana Melayu.
4. Seni
Seni lenggang patah sembilan terdapat pada unsur gerak, pakaian, musik pengiring, dan lagu-lagu yang dilantunkan. Unsur-unsur ini bersatu padu sehingga membentuk sebuah harmoni yang terwujud dalam pentas tari lenggang patah sembilan.
5. Olahraga
Nilai ini tampak sekali dari gerakan-gerakan tari lenggang patah sembilan yang ritmis, dinamis, dan terkadang rancak. Hal ini tentu sangat memerlukan kesiapan fisik penarinya. Kekuatan, ketahanan, dan kelenturan tubuh penari sangat diperlukan untuk melakukan ragam gerak tari lenggang patah sembilan yang rinci dan penuh semangat.