Hakikat Perkembangan Bahasa Anak
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Salah satu bidang perkembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar anak adalah pengembangan bahasa. Bahasa memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir.
Menurut Vygotsy (dalam Susanto, 2011, hlm. 73) menyatakan bahwa “language provide a means for expressing ideas and asking question and it provides the categories and concept for thinking”. Sejalan dengan itu, Susanto (2011, hlm. 74) menyatakan bahwa “bahasa adalah alat untuk berpikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi”. Keterampilan bahasa juga penting dalam rangka pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan masalah. Melalui bahasa pula kita dapat memahami komunikasi pikiran dan perasaan. Melalui bahasa anak dapat berinteraksi dengan orang lain dan menemukan banyak hal baru dalam lingkungan tersebut. Melalui bahasa, anak juga mampu menuangkan suatu ide atau gagasan terhadap keinginannya tersebut. Bahasa dan komunikasi adalah dua aspek perkembangan yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa kemampuan ini, sulit bagi manusia untuk berinteraksi satu sama lain.
Secara umum tahap-tahap perkembangan bahasa anak dapat dibagi dalam sejumlah rentang usia, yang masing-masing menunjukkan karakteristik tersendiri. Guntur (dalam Susanto, 2011, hlm. 75) menjabarkan tahapan perkembangan bahasa anak sebagai berikut:
1. Tahap I (pralinguistik), yakni usia 0-1 tahun. Tahap ini terdiri atas:
a. Tahap meraba-1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari bulan pertama hingga bulan keenam di mana anak akan mulai menangis, tertawa, dan menjerit.
b. Tahap meraba-2 (pralinguistik kedua) Tahap ini pada dasarnya merupakan tahap kata tanpa makna, mulai dari bulan keenam hingga bulan ke-12.
2. Tahap II (linguistik). Tahap ini terdiri atas:
a. Tahap I holafrastik, usia satu tahun, ketika anak-anak mulai menyatakan makna keseluruhan frasa atau kalimat dalam satu kata. Tahap ini juga ditandai dengan pembendaharaan kata anak hingga kurang lebih 50 kosakata.
b. Tahap II frasa, usia satu sampai dua tahun, pada tahap ini anak sudah mampu mengucapkan dua untaian kata. Tahap ini juga ditandai dengan pembendaharaan kata anak sampai dengan 50-100 kosakata.
c. Tahap III pengembangan tata bahasa, yaitu prasekolah usia tiga, empat, sampai lima tahun. Pada tahap ini anak sudah membuat kalimat. Dilihat dari aspek pengembangan tata bahasa, seperti Subyek-Predikat-Obyek, anak dapat memperpanjang kata menjadi satu kalimat.
d. Tahap IV tata bahasa menjelang dewasa, yaitu usia enam sampai delapan tahun. Tahap ini ditandai dengan kemampuan menggabungkan kalimat sederhana dan kalimat kompleks.
Aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak menurut Jamanis (dalam Susanto, 2011, hlm. 77) dapat dibagi ke dalam tiga aspek, yaitu:
1. Kosakata
Seiring dengan perkembangan bahasa anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan, kosakata anak akan berkembang dengan pesat.
2. Sintaksis (tata bahasa)
Walaupun anak belum mempelajari tata bahasa, melalui contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak di lingkungan, anak telah dapat menggunakan bahasa lisan dengan susunan kalimat yang baik.
2. Semantik
Semantik artinya penggunaan kata sesuai dengan tujuan. Anak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan, dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang tepat.
Pengembangan keterampilan bahasa anak merupakan kemampuan yang sangat penting untuk berkomunikasi terutama bagi mereka yang sudah masuk ke lingkungan pendidikan prasekolah. Tujuan pengembangan bahasa anak adalah:
1. Mendengarkan, menyimak, menggunakan bahasa lisan dan lebih siap dalam bermain dan belajar.
2. Menggunakan pembicaraan, untuk mengorganisasikan, mengurutkan, berpikir jelas, ide-ide, perasaan, dan kejadian-kejadian.
3. Merespons terhadap komentar, pertanyaan, dan perbuatan yang relevan.
4. Memperluas kosakata, meneliti arti, dan suara dari kata-kata baru.
5. Berbicara lebih jelas dan dapat didengar dengan kepercayaan dan pengawasan, serta bagaimana memperlihatkan kesadaran pada pendengar.
Sesuai tujuan yang dijabarkan, maka dalam pelaksanaan upaya pengembangan bahasa anak diperlukan sejumlah prinsip dasar. Prinsip pengembangan bahasa anak yang disajikan oleh Susanto (2011, hlm. 82), antara lain:
1. Sesuaikan dengan tema kegiatan dan lingkungan terdekat.
2. Pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan yang hendak dicapai sesuai potensi anak.
3. Komunikasi guru dan anak akrab dan menyenangkan.
4. Guru menguasai hakikat pengembangan bahasa anak.
5. Diberikan alternatif pikiran dalam mengungkapkan isi hati anak.
Referensi
Susanto, A. (2011). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Predana Media Group.