Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antar makhluk hidup dengan urutan tertentu. Misalnya, pada gambar berikut:
Pada rantai makanan terdapat makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer.
Produsen, yakni tumbuhan yang dapat membuat makanannya sendiri.
Konsumen I, yakni hewan pemakan tumbuhan (herbivora).
Konsumen II, yakni hewan pemakan konsumen I (karnivora).
Konsumen III, yakni hewan pemakan konsumen II (karnivora).
Dekomposer, yakni organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik dari organisme yang sudah mati (bakteri dan jamur).
Pada ekologi dikenal tiga (3) macam rantai makanan pokok, yaitu:
1. Rantai pemangsa
Landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa hewan herbivora sebagai konsumen II, dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen III.
2. Rantai parasit
Dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit, antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya, jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
Adapun jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan. Seperti pada gambar berikut:
Lima (5) rantai makanan di atas dapat membentuk jaring-jaring makanan, antara lain:
1. Sawi > tikus > elang.
2. Sawi > belalang > katak > elang.
3. Sawi > belalang > burung pipit > elang.
4. Bunga sepatu/sawi > ulat > burung pipit > elang.
5. Sawi > ulat > burung pipit > elang.